/

Rabu, 12 Desember 2012

Agar Do'a Selalu Terkabul

AGAR DO'A SELALU TERKABUL

Di sampaikan melalui Artikel, Oleh Abu Nida Fatahullah Abdul Hafizh
* NB: mhon maaf jika ada hadits tanpa tulisan arab,krn keterbatasan dr perangkat komputer
1. Keutamaan -Keutamaan Berdo'a

    a. Berdoa merupakan Manifestasi dan ketaatan hamba kepada Allah.
    b. membasmi Sifat Sombong
    c. Do'a merupakan ibadah
    d. do'a merupakan sesuatu yang paling mulia di sisi Allah
    e. Do'a sangat di cintai oleh Allah
    f.  Do'a merupakan sebab kelapangan
    g. Do'a mampu menolak Murka Allah
    h. Do'a manifestasi tawakkal seorang hamba
    i.  Do'a telah di jamin oleh Allah untuk di kabulkan
    j.  Do'a mampu menolak turunnya bencana
    k. Do'a mampu membasmi wabah penyakit setelah mewabah
    l.  Do'a membuka pintu kelezatan munajat
    m. dengan Do'a hubungan kasih sayang sesama kaum muslimin akan terus terjalin
    n. Do'a merupakan tanda orang yang bertaqwa
    o. Do'a merupakan sebab tumbuhnya ketegaran dan datangnya kemenangan terhadap musuh
    p. Do'a merupakan senjata ampuh orang lemah.
   q. Do'a merupakan tanda keimanan kepada Allah ta'ala dan pengakuan atas rububiyah,uluhiyah dan Asma
       wa sifat-Nya

SETIAP KALI BERDO'A..Akan terjadi salah satu dari tiga

Dari Abu Sa'id radiyallahu anhu,bahwa Nabi shallallahu alayhi wasallam bersabda :

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيْهَا إثْمٌ وَلاَقَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّأَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّ خِرَهَا لَهُ فِي الآخِرَةِ وَإِمَّا اَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا قَالُوا إِذًا نُكثِرُ قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ
"Tidaklah seorang Muslim berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebuah doa yang tidak berisi dosa dan silaturahim melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga perkara;Allah akan segera mengabulkan doanya atau Allah akan simpan do'anya sebagai pahala di akhirat, atau Allah akan menghindarkan dirinya dari keburukan semisalnya.” Para sahabat berkata : “kalau begitu, kami akan memperbanyak (doa).” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Apa yang Allah berikan kepada kalian lebih banyak dari yang kalian minta  ( HR.Ahmad(III/18 no .11133), AT-Tirmidzi (3381,2827),di hasankan Oleh syaikh Al-Albani dalam Shahih at-tirmidzi(III /140, 181).

2. Syarat-Syarat DO'A

1. Ikhlas (QS. Al-A'raf (7) : 29,Ghafir :14, Az-Zumar :3, Al-Bayyinah :5
2. Mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu alayhi wasallam (Qs al-A'raf : 157, An-Nuur ;45, Al-Ahzab :21)
3. Percaya dan Yakin kepada Allah bahwa doa'nya akan di kabulkan.
4. Meghadirkan hati,Khusyu',penuh harap kepada pahala yg ada di sisi Allah serta takut terhadap siksa yg ada di sisiNya (Qs: al-anbiya' (21) : 89-90)
 dari Abu Hurairah radiyallahu'anhu Rasulullah shallallahu alayhi wasallam bersabda:

ادْعُوا اللَّهَ وَاَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِاْللإِجَاَبَةِ وَاعْلَمُواأَنَّ اللَّهَ لاَيَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ

” Berdoalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan keyakinan do'a kalian akan dikabulkan,ketahuilah sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa dari yang hati yang lalai dan lengah" (HR at-tirmidzi (3479), ada syahid yang diriwayatkan oleh Ahmad (II/177),dari Hadits Abdullah bin Umar radiyallahu 'anhuma akan tetapi diriwayatkan dari jalur ibnu Lahi'ah,dan haditsnya ini di hasankan oleh al-albani dalam silsilah Ahaadits Shahiihah (594) dan dalam Shaahih sunan at-tirmidzi (2766).

5.Tekad dan kesungguhan dalam berdo'a
   Dari Anas bin malik radiyallahu'anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu alayhi wasallam bersabda: Apabila salah seorang dari kalian berdo'a hendaklah ia bersungguh-sungguh dalam doa'nya, jangan ia berkata:
"ya Allah jika Engkau berkehendak berilah aku !",sesungguhnya tidak ada yang dapat memaksa Allah subhanahu wa ta'ala" HR al-bukhari (6338),Muslim (2678).

dari Abu hurairah radiyallahu anhu,ia berkata Rasulullah shallallahu alayhi wasallam bersabda:

"janganlah salah seorang di antara kalian mengucapkan dalam doa'nya : Ya Allah,Ampunilah aku jika Engkau berkehendak,Ya allah,rahmatilah aku jika Engkau berkehendak,Ttapi hendaklah ia brsungguh sungguh meminta dan memperbesar harapan terkabul do'anya, karena sesungguhnya apabila Allah menganggap penting sesuatu,pasti Dia akan memberikannya" (HR  Bukhari (339),Muslim (2679)

3. ADAB DAN SEBAB TERKABULNYA DO'A
  1. Hendaklah memulai do'a dengan HAMDALAH dan sanjungan kepada Allah,lalu diikuti dengan bacaaan sholawat atas Nabi  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم  dan diakhiri juga dengan Shalawat.
  2. Bersungguh-sungguh dalam memanjatkan do'a serta yakin akan di kabulkan
  3. mendesak dengan penuh kerendahan dalam berdoa dan tidak terburu-buru.
  4. menghadirkan hati dalam berdoa
  5. memanjatkan do'a baik di kala lapang maupun sempit
  6. tidak boleh berdoa dan memohon sesuatu kecuali hanya kepada Allah ta'ala semata
  7. tidak mendoakan keburukan kepada keluarga ,harta,anak dan diri sendiri
  8. merendahkan suara ketika berdo'a yaitu antara SAMAR dan KERAS (Qs: Al-A'raf :55& 205)
  9. mengakui dosa yang telah di perbuat,lalu memohon ampunan atasnya,serta mengakui nikmat yang telah diterima dan bersyukur kepada Allah atas nikmat tersebut
  10. TIDAK membebani diri dengan membuat sajak dalam berdo'a
  11. Tadarrdu'(merendahkan diri),khusyu',raghbah (berharap dikabulkan) dan rahbah (rasa takut tidak di kabulkan). Qs Al Anbiya : 90)
  12. mengembalikan (hak orang lain) yang di zhalimi di sertai dengan taubat
  13. menghadap kiblat
  14. mengangkat tangan ketika berdo'a

    Cara Mengangkat Tangan dalam Berdo'a

    -
    Ibnu Abbas radiyallahu'anhuma berpendapatbahwa cara mengangkat tangan dalam berdoa adalah dengan mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan kedua pundak dan beristigfar dengan berisyarat satu jari (seperti dalam khutbah jum'at saat khatib berdoa dan meminta ampun kepada Allah dengan satu jari telunjuk sebagaimana di contohkan oleh Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم  dan sahabatnya,bukan dengan kedua tangan,ihat Shahih Muslim (847).adapun ibhtihal yaitu (istighashah) mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi (HR Abu dawud (1490),dishahihkan oleh Syaikh al-albani dalam shahih sunan abu dawud (I/279 no 1322).

    -
    Imam al-qasim bin muhammad berkata: Aku melihat Ibnu Umar radiyallahu anhuma berdoa di al-Qashi,beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua pundaknya dan kedua telapak tangannya di hadapkan ke arah wajahnya.(dishahihkan oleh al-hafizh ibnu hajar dalam fathul baari (XI/143)

    -
    Adapun doa istisqa'(minta hujan) dengan mengangkat tangan tinggi-tinggi adn mengarahkan punggung telapak tangan ke langit.Dari Anas radiyallahu anhu bahwa beliau melihat Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم  berdoa dalam istisqa dengan mengangkat tangan tinggi-tinggi,mengarahkan punggung telapak tangan ke langit dan mngarahkan tngan sebelah dalam ke arah bumi hingga terlihat putih kedua ketiak beliau (HR Bukhari (1030,10310),Muslim (896) dan Abu Dawud (1171)

    Tentang Mengusap Muka selesai Berdo'a

    - tidak ada satupun hadits yang shahih tentang mengusap muka dengan kedua telapak tangan setelah berdoa,semua haditsnya DHAIF JIDDAN (sangat lemah) dan tidak bisa di jadikan hujjah (dalil)...jadi tidak boleh di jadikan alasan tentang bolehnya mengusap muka

    - karena tidak ada contohnya dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم  ,maka mengAmalkannya adalah Bid'ah (lihat penjelasannya dalam silsilah al-Ahaadiits adh-dhaifah wal Maudhuu'ah (660),Oleh syaikh al-Albani,shahiihul adzkar wa dha'iifuhu (hlm 960-962) atau kajian khusus tentang hadits mengusap muka setelah salam dan berdoa"juz'un fi mashil wajhi bil yadaini ba'da raf'ihima fid du'a" karya Syaikh Prof Dr.Bakr bin abdullah Abu zaid).


    bersambung...


    -
    begitu juga tidak ada satu riwayat pun yang shahih dari nabi dan tidak juga para sahabatnya tentang mengusap muka sesudah qunut nazilah yaitu qunut ketika ada musibah besar dan ini di lakukan bersama kaum muslimin,Adapun tentang qunut subuh,haditsnya dhaif (lemah).jika di kejakan menjadikan bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat..Silsilah al-Ahaadits adh-dha'iifah wal maudhuu'ah (1238) dan yang mengatakan qunut shubuh bid'ah adalah para sahabat radiyallahu anhum.lihat Sunan an-nasai ( II/182).at-tirmidzi,Ahmad dll
         - Syaikhul islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : Adapun tentang nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم
         mengangkat tangannya di waktu berdo'a ,maka sesungguhnya telah diriwayatkan hadits-hadits yang  
         shahih (lagi) banyak (jumlahnya),sedangkan tentang mengusap muka,tidak ada satupun hadits yang   
         shahih,Ada satu atau dua hadits,tapi tidak dapat di jadikan dalil (lihat Majmu'fatwa ibnu taimiyah 
          (XXII/519)
    
        -Imam Izz bin abdissalam rahimahullah berkata: tidak ada yang melakukannya (mengusap muka setelah 
          berdo'a) kecuali orang bodoh ( lihat Irwaaul Ghalil (II/182),shahiihul adzkar wa dha'iifuhu (hlm 
         960-962)
       - Imam An-Nawawi rahimahulah berkata : tidak ada sunnahnya mngusap muka ( ibid)
15.  Jika mungkin ,berwudhu'terlebih dahulu .nabi berwudhu' lalu mengangkat kedua tangannya untuk 
       berdo'a: Ya Allah,Ampunilah Ubaid bin Amir..(HR Bukhari (4323) dan Muslim (2498)
16. tidak berlebih lebihan dalam berdo'a,seperti :
      
      -  tidak memohon sesuatu yang mustahil (seperti memohon menjadi nabi,supaya di kekalkan di dunia)
      -  tidak berdo'a dengan rinci,seperti meminta surga,nikmatnya,istananya,di sebut satu persatu
      -  memohon perlindungan dari Neraka,Api,belenggu,rantai dan lain lain.

17. Bertawassul kepada Allah ta'ala dengan Asmaul husna dan sifat-sifatnya yang maha tinggi,atau dengan 
     amal shalih yang pernah di kerjakannya sendiri atau dengan do'a orang shalih yang masih hidup dan 
     berada di hadapannya,Adapun tawassul dengan orang yang sudah wafat tidaklah di perbolehkan,tidak  
     ada contoh dari Nabi,tidak juga dari para sahabatnya,bahkan ini adalah perbuatan Bid'ah dan bisa jatuh 
     ke dalam perbuatan syirik.lihat at-tawassul anwaa'uhu wa ahkaamuhu oleh syaikh albani rahimahullah

18. Tidak berdo'a untuk suatu dosa atau memutuskan silaturahmi
19. menjauhi segala bentuk kemaksiatan
20. harus menegakkan amar ma'ruf nahi munkar (menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran)
21. Hendaklah orang yang berdo'a memulai dengan mendoa'kan diri sendiri,jika dia hendak mendoa'kan orang lain.berkenaan dengan hal ini,terdapat riwayat nabi,bahwa beliau mengawali do'a untuk diri beliau sendiri,dan adapula riwayat beliau pernah tidak memulai dengan dirinya sendiri,seperti do'a beliau untuk anas,Ibnu abbas,ummu ismail,dan yang lainnya,Lihat pula keterangan lebih rinci mengenai masalah ini dalam kitab syahrun nawawi alaa shahiihil muslim (XV/144),Tuhfatul Ahwadzi syarh sunan at-tirmidzi (IX/328),serta Fathul Baari Syarh Shaahiihil Bukhari (I/218).


                                                        PEMBUKAAN DO'A

Dari Fudhalah bin Ubaidillah radiyallahu ia berkata : Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم  mendengar seorang lelaki berdo'a dalam shalatnya,dengan tidak mengucapkan kata-kata yang mengagungkan Allah subhanahu wa ta'ala dan juga tidak bershalawat kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ,maka Nabi
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم  bersabda: "Orang ini tergesa-gesa"kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم  memanggilnya lalu bersabda kepadanya dan kepada yang lain :

إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ، فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيْدِ اللهِ تَعَالَى وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ، ثُمَّ يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ يَدْعُو بِمَا شَاءَ.
 "Apabila salah seorang diantara kalian berdo'a,hendaklah ia memulainya dengan Hamdalah kemudian pujian-pujian kepada Allah,kemudian bershalawat kepada Nabi  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم
 kemudian sesudah itu silahkan berdo'a sesukanya" (HR Abu Dawud (II/72 no 1481),At-tirmidzi (V/516 no 3477).di shahihkan oleh al-albani dalam shahih sunan Abu Dawud (1314),dan shahih sunan at-tirmidzi (2767)
 Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah menyebutkan tiga tingkatan shalawat atas Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم  ketika berdo'a:

Pertama : Bershalawat atas Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم  sebelum berdoa setelah mengucapkan Puji-pujian kepada  
                Allah.
Kedua : Bershalawat kepada atas Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم di awal Do'a,di tengah dan di akhirnya

Ketiga : bershalawat atas Nabi di awal dan akhir do'a,dan menyebut kebutuhannya di tengah-tengah antara 
           keduanya.(lihat kitab jalaaul afhaam fi fadhlish shalaati was salaam alaa muhammad khairil anaam (hlmn 
           375).

Di riwayatkan dari sa'ad,ia berkata : Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم bersabda, Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus alaihis salam) yang di ucapkan ketika berada di dalam perut ikan ialah :
  
لا إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحانَكَ إِنّى‏ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمينَ
 

 Laailaha illa anta subhanaka inni kuntu mina dzaalimiin..

"tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau,Maha suci Engkau sesungguhnya aku termasuk hamba yang berbuat zhalim"
Setiap kali seorang muslim memanjatkan do'a tersebut dalam menghadapi persoalan apa saja pasti Allah akan memperkenankannya " (HR Ahmad (I/170),Tirmidzi (V/529),Al hakim (I/505) dan dishahihkan olehnya lalu di setujui oleh Adz-dzahabi). Di hasankan oleh Ibnu Hajar dan di shahihkan oleh al-albani dalam shahih sunan at-tirmidzi  ( III/ 168 )

Di riwayatkan dari Anas bin Malik radiyallahu anhu,bahwa ia pernah duduk bersama Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم sementara ada seorang laki-laki dalam shalat berdo'a 

allahumma innii as aluka bianna lakal hamdu,laailaaha illa anta wahdaka laa syariika lakal mannaanu yaa badii'u samaawaati wal ardi yaa dzal jalaali wal ikraam ,yaa hayyu yaa qayyum..

"Ya allah! aku memohon kepadaMu,sesungguhnya bagiMu segala pujian,tiada tuhan (yang berhak di sembah)kecuali Engkau yang maha esa,tiada sekutu bagiMu,maha pemberi Nikmat,pencipta langit dan bumi tanpa contoh sebelumnya,wahai Tuhan yang maha agung dan maha pemurah,wahai tuhan yang hidup,wahai tuhan yang mengurusi segala sesuatu'" 

Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم bersabda : " sungguh ia telah meminta kepada Allah dengan menyebut nama-Nya yang sangat agung,yang jika ia berdoa dengannya pasti Allah akan mengabulkannya dan jika ia meminta dengannya maka Allah akan memberinya" (HR Ahmad (III /120),Abu Dawud (II/80),dengan lafaznya.At-tirmidzi (V/550),Ibnu majah (II /1268),an-nasai (III /52),di shahihkan oleh Ibnu Hibban (no 2382 mawaarid) dan al Hakim (I/503) dan di setujui oleh adz-dzahabi dan di shahihkan oleh al-albani dalam shahih an-nasai ( I/279)

Bersambung.. 




 


       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar